Sabtu, 07 Januari 2012

Pangan Untuk Semua bukan Korporasi*

*kampanye solidaritas untuk Papua, Bima dan Mesuji

Tabling pada tanggal 7 januari 2011 di bawah Flyover hari ini lumayan lancar, sekitar jam enam pagi tujuh orang voluntir berangkat dengan senang hati diiringi nafas yang terburu-buru karena telat tidur ke Pasar Terong untuk mengumpulkan bahan makanan jualan sisa atau second yang masih layak olah. Setelah rembuk sesaat dan bahan terpenuhi kami mulai membagi tugas sesampai di kosan salahsatu voluntir, memasak, mencuci, mencari perlengkapan dan memeriahkan susana, kawan yang lainpun berdatangan satu-satu. Sekitar jam empat sore kami beranjak ke tempat tabling. Sesampai disana, kami terheran-heran karena ada banyak media yang standby ingin meliput padahal tidak ada satupun dari kami yang menghubungi media, yah karena kami tidak begitu peduli dengan liputan media massa. Karena anggapan mereka ini adalah aksi yang bakal "meriah", merekapun menunggu kapan "meriah" itu datang dan sampai pada pembagian makanan yang dipenuhi dengan anak-anak sekitar flyover dan para tukang becak merekapun langsung "cabut", haha dasar!!. Tabling kali ini sedikit lebih cepat, berakhir pukul tujuh malam, kami pun berkemas dan pulang.

Tabling kali ini kami dedikasikan untuk Papua, Bima, Mesuji, Petani pesisir Kulon Progo, Petani Takalar dan kepada semua petani dan orang-orang yang tanahnya nya diambil oleh korporasi dan Negara, yang keluarga dan teman-temannya dibantai secara keji, yang alamnya dieksploitasi, yang budayanya dicemooh dan didiskriminasi, yang hidupnya dikontrol dan didikte, juga sesembahan untuk setiap orang yang bertahan hingga hari ini yang melawan atas nama cinta dan harga diri. Semoga api itu tetap membara, mengilhami setiap amarah yang tak bisa dimediasi.

Ratusan konflik agraria di tahun 2011 yang terjadi di beberapa daerah menyusul ditetapkannya RUU Pengadaan Tanah untuk Pembangunan yang memberikan peluang besar pada pembangunan infrastruktur industri dengan mengorbankan hak setiap orang untuk hidup termasuk penggusuran lahan tani, ancaman bagi pangan. Pembantaian di Bima sendiri dimulai dari konflik antara petani dengan perusahaan tambang emas yang kemudian diaminkan oleh Negara sebagai pelindung modal. Di Mesuji, pengambilan lahan masyarakat oleh perusahaan perkebunan sawit PT.SWA dan PT.BSMI dan Silva Inhutani. Kemudian Papua, eksploitasi alam sejak berpuluh-puluh tahun disusul dengan pembantaian orang-orangnya yang membuat mereka merasa kesusahan mencari penghidupan ditanah mereka sendiri yang berlimpah kekayaannya, bukan hanya itu papua diberondong pula oleh proyek MIFEE yakni sebuah proyek pertanian skala besar di Merauke yang merupakan ancaman besar terhadap suku-suku dan masyarakat adat dan alam lingkungan Papua.

Sangat jelas bahwa kelangkaan pangan adalah bohong, alam ini menyediakan banyak makanan dan kebutuhan setiap penghuninya, hanya saja saat ini kekayaan alam tersebut dikuasai oleh sebagian orang, dimanfaatkan untuk pengakumulasian modal dan keuntungan pribadi. Begitu menyakitkan ketika kita lapar di tanah yang subur.

Karena itu kami percaya bahwa setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan makanan. Kami percaya bahwa kelangkaan makanan adalah omongkosong, kami percaya bahwa ada segelintir orang yang menguasai sebagian besar kekayaan alam dan membatasi kesempatan tiap orang untuk memperoleh makanannya sendiri. Kami percaya bahwa semua orang butuh makanan bukan tambang emas, bukan tambang pasir besi, bukan polisi dan karena makanan yang kita makan tumbuh dari tanaman yang hidup dari tanah maka kami juga menolak perampokan dan penggusuran tanah/lahan dimanapun itu.

Senin, 25 April 2011

Dapur Umum di Posko AMARA Pandang Raya

Dapur umum pandang raya yang diinisiasi oleh FNB-Makassar hari ini mulai digelar, dapur umum ini rencananya akan terus diadakan hingga dalam kurun waktu yang belum ditentukan ^^'. Selama tanah mereka masih diobrak-abrik selama itu pula solidaritas akan terus berdatangan dan tak ada Revolusi tanpa makan-makan.

Dimulai sejak pagi hari, seperti biasa beberapa orang mempunyai giliran berburu bahan makanan di pasar, dapat empat kantong besar dari para pedagang dan bumbu dapur hasil dari donasi beberapa teman. Dan sebagian voluntir dan ibu-ibu dari pandang raya mempersiapkan peralatan di posko (tempat berkumpulnya warga dan individu-individu yang bersolidaritas)

Warga terlihat lumayan antusias dengan diadakannya Dapur umum ini, dengan begini semua komunitas dan individu tidak lagi merasa terpisah dengan warga yang berlawan. Dapur umum ini juga membuka peluang berbagi dalam hal konsumsi, tidak memberatkan warga lagi.

Dapur umum ini juga dimaksudkan untuk meringankan beban warga yang sudah berapa hari harus berhenti bekerja untuk berjaga-jaga disekitar pemukiman. Belum lagi begitu banyak solidaritas yang berdatangan, dan tentunya mereka/kami/kalian butuh makan dan tuak di sela-sela lemparan batu^^, di dapur umum kita bisa mengolah sama-sama bahan makanan yang diambil gratis dari pedagang sayur tanpa berharap lagi dari orang.

FNB pun tabling tepat pukul empat sore, biasanya tabling FNB hanya berupa "lapakan" makanan gratis, kali ini semua yang ikut tabling (makan-makan) juga ikut masak (dapur umum pun terealisasi).

Walaupun demikian, masih ada saja yang kurang. Terdapat beberapa hal yang menjadi kritikan kita sama-sama dalam membangun solidaritas yang lebih menyenangkan.

Dapur umum ini tidak hanya sehari, hingga reportasi ini diturunkan Dapur umum Pandang Raya masih berlangsung, dan untuk kalian yang ingin bersolidaritas dalam bentuk bahan makanan, tenaga, cerita-cerita bersama, makan-makan dan sebagainya silahkan datang ke pemukiman pandang raya atau menghubungi voluntir FNB (082189854178 dan 085242801883) atau voluntir dapur umum pandang raya (082188798077).


ket poto : -Posko AMARA Warga, Tempat belajar adik-adik dan Pemukiman Warga


ket photo : ibu-ibu yang berani, teman-teman ikut Masak-masak ^^


ket photo : Situasi Dapur Umum

Rabu, 20 April 2011

Dapur Umum Pandang Raya



Sudah hampir setahun lebih warga pandang raya bertahan diatas tanah mereka yang akan digusur. Solidaritaspun semakin hari semakin bertambah. Selama masa-masa terancam tegusur dan bertahan ini warga pandang raya yang semuanya berpendapatan rendah juga harus mensiasati kebutuhan makanan mereka sendiri.

Food Not Bombs chapter makassar akan menginisiasi Dapur Umum untuk pandang raya. Bukan sebagai acara amal pembagian makanan gratis. Mungkin berangkat dari semangat FNB di masa silam yang selalu menyuplai makanan gratis kepada relawan sosial di garda depan, maka kami juga akan melakukan hal serupa. Bukankah solidaritas bisa dalam bentuk apa saja.

Maka, kami mengajak semuanya untuk bergabung. Kalian bisa membawa bahan makanan yang berlebih dari rumah kalian berupa : beras, bumbu dapur, sayur-sayuran, kopi/teh dsb. Atau yang hanya bisa menyumbang tenaga untuk masak-masak, cerita-cerita bersama dan ikut dalam tabling hari H.

Untuk kontribusi bisa hubungi kami di email : fnbmks@gmail.com, atau kontak person di Pandang Raya 082188798077 (canox), voluntir FNB-tamalanrea 082189854178 (wancrut) dan 085242801883 (odit). Atau bisa mendatangi Rumah Info LINONIPI dialamat ini : http://linonipi.wordpress.com/kami-disini/

Dan dibawah adalah link untuk mengetahui berita tentang pandang raya yang berlawan :

http://kontinum.org/2010/02/reportase-dari-barikade-anti-penggusuran/
http://jaringanlibertarian.blogspot.com/2010/03/pandang-raya-liputan-internasional.html
http://sulaunderground.blogspot.com/2011/03/people-of-pandang-raya-fight-eviction.html


SALAM SOLIDARITAS
PANGAN UNTUK SEMUA

 
Powered by Blogger